2009-06-01

Pendapat Pakar Tanah Alan Smith

Teman-teman, sebelum sajian tulisan dari Robyn Francis tentang "Tanah yang Hidup", Jurnal Permakultur Internasional mengetengahkan pendapat quot unquot dari ilmuwan tanah bernama Alan Smith dari Universitas New South Wales, Australia. Ia menjabat sebagai ilmuwan peneliti utama di Fakultas Pertanian di univesitas tersebut.

Smith berangkat dari pertanyaan seseorang yang tak mengerti mengapa lahan pertanian tak perlu dibajak supaya tanaman jadi subur. Praktik tak membajak itu sendiri telah dilakukan oleh petani-peneliti lain sebelumnya seperti Fukuoka-san dari Jepang yang tersohor itu. Tapi Fukuoka-san kurang menjelaskannya dengan gamblang dari sisi ilmu tanah, sehingga masih banyak orang yang mempertanyakan, bagaimana mempertanggungjawabkan praktik tak membajak lahan tersebut ..




Saya mengerti mengapa Anda bingung ketika mencoba menafsirkan pendapat dan sanggahan terhadap pertanyaan ‘perlukah tanah di atas lahan setiap kali dibalik, dicangkul, atau dibajak agar udara masuk ke dalamnya.’ Saya bukanlah orang yang percaya pada pentingnya pengudaraan pada tanah, setidaknya untuk keadaan di Australia. Ada satu hal yang harus kita khawatirkan, yaitu apa yang biasanya kita lakukan pada permulaan sebelum menanam, seperti membalik, membajak tanah, memberi pupuk, dsb. yang memang memberikan apa yang kita inginkan sehingga tanaman tampak tumbuh tapi sesungguhnya perlakuan ini membawa berbagai masalah dalam jangka panjang. Selama ini kita percaya bahwa tanah perlu dibalik dan dibajak dan berbagai perlakuan lain untuk memberikan oksigen pada tanah tersebut.


Memang tak diragukan bahwa membajak tanah memberikan dampak pengudaraan pada tanah tersebut dan menghasilkan adanya kontak langsung antara tanah yang bermineral itu dengan berbagai residu organik yang terkandung di dalamnya. Perlakuan ini merangsang kegiatan mikroba dan nutrisi tanah yang selama itu tertahan di dalam kandungan organik kemudian dengan cepat dibebaskan dari dalam cengkeraman tanah. Namun, jika tanaman tidak segera ditanam di tanah itu dan karenanya bisa segera menyerap sari-sari nutrisi yang terbongkar, sari-sari nutrisi itu akan segera terlarut menyerupai lindi yang tak bisa lagi diserap oleh tanaman. Ketika dan setelah memberikan udara pada tanah tentunya dan biasanya membuat tanaman-tanaman yang ada pada tanah itu terbongkar, terbalik, terbenam, sehingga tidak ada lagi tanaman-tanaman. Padahal justru persis saat itulah sesungguhnya nutrisi itu selayaknya diserap oleh tanaman. Nutrisi itu tersia-siakan.


Jika praktik ini terjadi dari satu musim ke musim yang lain secara terus-menerus, maka jelaslah ada yang sesungguhnya terjadi: hilangnya dan tersia-siakannya nutrisi tanah untuk tanaman. ‘Teori pengudaraan tanah’ ini sungguh-sungguh terjadi dan berkembang di belahan bumi bagian utara. Di sana musim dingin yang panjang tak memungkinkan terjadinya pembusukan residu-residu organik di dalam tanah. Selama musim semi memang dapat diperoleh manfaat dengan merangsang rasio proses pembusukan sehingga tanaman dapat memperolah nutrisi selama masa pertumbuhan yang relatif sangat singkat. Di Australia, keadaannya pada umumnya mendukung apa yang dibutuhkan tanaman selama musim dingin setidaknya untuk proses pembusukan bahan organik. Jadi, keadaan kami memang berbeda. Perlu pula dipertimbangkan apa masalah-masalah yang muncul ketika ‘pengudaraan’ itu dilakukan di lahan-lahan di daerah tropis, di mana keadaan cuaca jauh lebih mendukung proses pembusukan bahan organik. Ya, kita semua menyadari bahwa keadaan-keadaan semacam mendukung timbulnya bencana.

2 komentar:

Sochi budin mengatakan...

Saya sedang memulai pertanian alami seperti yang dilakukan Masanobu Fukuoka
Apakah masadepanpetani memiliki kawan yang juga sedang menjalankan pertanian cara ini?
Jika ya, bolehkah saya berkenalan?
terimakasih

Sekolah Petani mengatakan...

Sochi budin, terimakasih atas komentarnya dan pertanyaannya. Tapi kami tak bisa menyampaikannya secara terbuka di blog ini. Kami belum mendapatkan izin publikasi dari mereka. Apakah bisa kirim email jalur langsung ke masadepanpetani@gmail.com ??