2009-01-22

Pupuk Cacing, si Hormon Pertumbuhan Tanaman



Barangkali presentasi video tentang bagaimana memelihara cacing untuk mendapatkan pupuk (kascing) yang ampuh pengaruhnya untuk tanaman ini adalah salah satu cara yang paling cocok untuk para petani kita di pedesaan Indonesia.

Pertama, nyaris tanpa modal apa pun, jika petani yang bersangkutan memiliki sebidang tanah. Sekalipun sempit, sesempit apa pun, barangkali justru itu tantangannya. Kiranya dapat dicoba mulai dari yang paling kecil. Dengan plastik bekas bungkus beras pun kiranya bisa dengan cara menjahit dan menggantungkannya di belakang rumah .. Yang kedua, karena caranya yang sangat mudah. Silakan amati video di atas. Ibu-ibu terlibat sangat aktif. Prosesnya relatif cepat. Dapat dipanen dalam waktu secepat 25 hari saja.

Apa kehebatan pupuk cacing atau kascing atau casting? Kotoran cacing sesungguhnya bukanlah pupuk seperti biasa, begitu kata para ahli, tapi sudah menjadi hormon pertumbuhan tanaman. Tanaman jadi sehat dan kuat sehingga subur dan produktif. Nilainya lima kali lebih berdampak daripada pupuk kandang biasa.

Bisa diproduksi sendiri dengan mudah dan murah, tetapi sesungguhnya sangat berharga dan sangat mahal jika dijual. Berapa harga pupuk kandang biasa? Lima kali lipat, barangkali itulah harga pasarnya.

Tapi ada catatannya. Apa?

Gedebog pisang berikut daunnya dapat diganti dengan daun-daun kering lain atau kertas koran (hindari bagian yang berwarna) atau kardus/karton bekas ..

Cacing juga mau makan sisa-sisa jasad organik terutama tentu yang bersifat nabati. Kotoran sapi dapat digantikan dengan pupuk kandang yang lain. Lebih tua lebih baik.

Tapi kalau kotoran kambing sebaiknya dihancurkan terlebih dahulu, apalagi kalau sudah keras.

Sisa-sisa memasak dari dapur yang belum sempat direbus atau dipanas atau dimasak, kiranya bagus. Bubuk sisa minum kopi, sisa minum teh, juga bagus. Biarkan membusuk sebelum diberikan pada cacing-cacing itu.

Ingat, cacing tak punya gigi lho. Jadi sebaiknya makanan mereka sudah hancur sebelum diberikan. Kalau tak hancur, mereka tak akan bisa memakannya. Menurut mereka yang telah menghitungnya, jika memang cacing-cacing itu produktif, alias rajin makan, maka satu kilo cacing dewasa sanggup menghabiskan bahan makan seberat bobot tubuh mereka setiap harinya ..

Hal positif lain dari metode yang dipaparkan dalam video ini tampaknya adalah juga bahwa peternak atau petani tak usah repot-repot selalu memperhatikan, apakah makanan cacing sudah habis atau belum, tapi cukup satu kali saja menyediakan kotoran binatang pada awal memasukkan cacing. Setelah waktu yang relatif lebih pendek daripada perkiraan metode lain, yaitu hanya 25 hari, kascing sebaiknya segera dipanen.

Modifikasi ukuran 'tempat tinggal' atau 'kandang cacing' dalam perbandingan dengan seberapa banyak selayaknya cacing-cacing itu ditempatkan, barangkali baik mengikuti ancer-ancer umum ini: Setiap setengah kilogram cacing memerlukan ruang selebar 40 cm x 40 cm. Jadi tinggal hitung saja: satu meter persegi dapat ditaburkan sebanyak sampai lebih dari tiga kilogram cacing. Biarkan cacing masuk sendiri ke dalam tanah. Jangan dikubur. Dalam waktu sekitar dua bulan, individu cacing sudah bertambah menjadi dua kali lipat.

Cacing suka dan hidup dengan nyaman dan karenanya jadi produktif, jika tempat hidupnya memenuhi persyaratan berikut ini:
  • lembab (tidak kering), tidak kebanjiran air (lindungi dari hujan [deras], buatkan gubug pelindung?),
  • sejuk (tidak panas, hindarkan sinar matahari, pelindung/gubug itu tentu sangat bermanfaat),
  • ada makanan cukup, segera tambahkan jika habis,
  • ada udara atau oksigen cukup (jangan tutup rapat)
  • tidak kekurangan 'tempat tidur' (bedding) seperti daun-daunan tadi.
Kami usul jika menerapkan cara seperti dijelaskan dalam video itu, perlu dilihat dan diamati apakah tidak ada hama yang mungkin menyerang, seperti semut, tikus, ayam, burung, dsb. Maka perlu kiranya disiapkan juga misalnya dengan dibuatkan pagar dan dikelilingi misalnya dengan kain bekas yang dibasahi dengan minyak tanah.

Potongan video di atas diambil jadi link youtube dan berasal dari lembaga pendukung dan pendorong pertanian alami di India, yaitu Pusat Sistem Pengetahuan India atau Center for Indian Knowledge System (CIKS). Mereka juga memiliki publikasi video gratis yang lain. Di antara adalah penjelasan tentang pohon mimba dan penggunaannya sebagai pestisida nabati baik untuk tanaman maupun untuk menjaga gudang dari ancaman serangga. Bisa klik di sini untuk mendapatkannya.


Acuan:

0 komentar: