Kang Odo, juga dari Langkaplancar, baru panen pertama kalinya awal bulan Januari 2009 ini. Sudah satu setengah tahun ini dia membudidayakannya. Baru-baru ini dia berceritera mendapat ganti capai menanam kapulaga sampai sebesar Rp6,8 juta dari sekitar 7.000 rumpun yang dikembangkannya. Lumayan. Tentu.
Sudah mulai banyak petani mulai menanam di kecamatan Langkaplancar. Jumlah mereka bervariasi antara 25 s.d. 100-an orang petani di setiap desa, yaitu desa Jadimulya, Karangkamiri, Jadikarya dan Bojongbentar.
Kapulaga ini umumnya tidak membutuhkan perawatan khusus seperti menjada kondisi kelembabab tanah dengan menyiram air. Mereka menyukai tempat-tempat teduh di bawah pohon-pohon besar yang biasanya kondisinya lebih lembab.
Tapi pada umumnya hasil panen selama musim kemarau berkurang dibandingkan selama musim penghujan. Menurut pengalaman petani, turunnya bisa sampai sebanyak 20 persen dibandingkan dengan hasil panen selama musim hujan.
Namun, selama musim hujan, ada tantangan lain untuk para petani itu. Mereka kesulitan untuk mengeringkan. Dibutuhkan mesin pengering, tentunya, apalagi jika jumlahnya besar.
Alam sudah mengisyaratkan keseimbangan, tampaknya.
0 komentar:
Posting Komentar